Ketika kita belajar bahasa Jepang, salah satu hal yang sering membingungkan di awal adalah: kenapa satu kalimat bisa punya dua versi yang berbeda? Ternyata, itu karena bahasa Jepang memiliki dua gaya utama dalam berbicara: formal dan kasual. Nah, dalam artikel ini, Studinesia akan membantu kamu memahami perbedaan keduanya dengan cara yang simpel dan gampang dipahami, cocok buat kamu yang masih pemula!
Apa Itu Kalimat Formal dan Kasual?
Dalam bahasa Jepang, cara kita berbicara sangat tergantung pada siapa lawan bicara kita dan konteks situasinya. Inilah yang melahirkan dua gaya bahasa utama:
- Bahasa Formal (丁寧語 – teineigo)
Gaya bicara yang sopan, digunakan saat berbicara dengan orang yang lebih tua, atasan, orang yang baru dikenal, atau dalam situasi resmi seperti di tempat kerja, sekolah, atau pelayanan publik. - Bahasa Kasual (普通形 – futsūkei)
Gaya bicara santai yang digunakan saat ngobrol dengan teman dekat, keluarga, atau orang sebaya dalam suasana informal.
Secara singkat, kalau kamu tidak yakin harus pakai yang mana, pakai formal dulu. Lebih baik terlalu sopan daripada terlalu santai, kan?
Baca Juga : Belajar Pola Kalimat “Masu” dalam Bahasa Jepang
Kapan Harus Menggunakan Kalimat Formal dan Kasual?
Berikut ini beberapa contoh situasi yang menunjukkan kapan kamu perlu menggunakan kalimat formal atau kasual:
Situasi | Gunakan Bahasa… |
---|---|
Wawancara kerja | Formal |
Berbicara dengan guru/dosen | Formal |
Menjawab email resmi | Formal |
Ngobrol dengan teman sebaya | Kasual |
Berbicara dengan adik sendiri | Kasual |
Tanya harga di toko | Formal |
Penting banget untuk menyesuaikan gaya bicara agar tidak dianggap kasar atau terlalu kaku dalam situasi sosial di Jepang.
Perbandingan Pola Kalimat Formal dan Kasual
Agar kamu bisa lebih mudah memahami perbedaan antara keduanya, mari kita lihat contoh-contoh kalimat berikut:
1. Kalimat Positif (Menyatakan Sesuatu)
Bahasa Indonesia | Formal | Kasual |
---|---|---|
Saya makan | 食べます (tabemasu) | 食べる (taberu) |
Saya minum | 飲みます (nomimasu) | 飲む (nomu) |
2. Kalimat Negatif
Bahasa Indonesia | Formal | Kasual |
---|---|---|
Saya tidak makan | 食べません (tabemasen) | 食べない (tabenai) |
Saya tidak minum | 飲みません (nomimasen) | 飲まない (nomanai) |
3. Kalimat Tanya
Bahasa Indonesia | Formal | Kasual |
---|---|---|
Apakah kamu makan? | 食べますか? (tabemasu ka?) | 食べる? (taberu?) |
Apakah kamu minum? | 飲みますか? (nomimasu ka?) | 飲む? (nomu?) |
Dari tabel di atas, kamu bisa melihat kalau dalam bahasa kasual, bentuk akhiran seperti -masu atau -masen tidak digunakan. Sebaliknya, kata kerja tetap dalam bentuk dasarnya atau diubah sesuai aturan kasual.
Baca Juga : Adjektiva atau Kata Sifat dalam Bahasa Jepang
Tips Belajar Membedakan dan Menggunakan Keduanya
- Fokus ke satu dulu.
Kalau kamu masih benar-benar baru, kuasai dulu bentuk formal. Hampir semua buku teks, aplikasi, dan pelajaran awal menggunakan bentuk ini. - Perhatikan konteks saat nonton anime atau drama.
Biasakan telinga kamu dengan gaya kasual yang sering muncul di percakapan sehari-hari. - Latihan menulis dua versi kalimat.
Coba tulis satu kalimat dalam versi formal dan kasual. Misalnya:- Formal: わたしは学生です (Saya adalah pelajar)
- Kasual: ぼくは学生だ / 学生だよ (Aku pelajar, lho)
- Gunakan dalam percakapan.
Kalau kamu punya teman belajar atau ikut komunitas bahasa Jepang, coba latihan berbicara dengan gaya kasual dan formal secara bergantian. - Jangan takut salah.
Orang Jepang sangat menghargai usaha kamu belajar bahasanya. Salah itu wajar — justru dari situ kamu belajar.
Penutup
Belajar bahasa Jepang itu memang penuh tantangan, tapi juga sangat menyenangkan. Dengan memahami perbedaan antara pola kalimat formal dan kasual, kamu akan lebih percaya diri saat berbicara dan tidak bingung lagi ketika menonton anime, membaca manga, atau ngobrol dengan orang Jepang.
Ingat, semua orang pernah jadi pemula. Terus semangat belajar dan jangan mudah menyerah. Di Studinesia, kami percaya bahwa proses belajar yang konsisten lebih penting daripada kesempurnaan.
Sampai jumpa di artikel belajar bahasa Jepang selanjutnya!